Translate

Selasa, 14 Oktober 2014

Tanggal yang 'dianggap' ada namun tidak akan pernah terjadi

Ada sebuah tanggal yang jarang sekali yang kita temui, yang hanya muncul 4 tahun sekali. Ya, benar. Tanggal 29 Februari adalah hari ekstra yang ditambahkan pada akhir bulan Februari pada setiap tahun kabisat, yang merupakan hari ke-60 pada tahun kabisat dalam kalender Gregorian. Tapi tahu engga? Kalau ada tanggal-tanggal lain yang sebenarnya ada tapi engga akan pernah terjadi. Cek!

0 Januari merujuk ke hari sebelum 1 Januari dalam sebuah efemeris tahunan, yang merupakan tabel nilai tanggal yang mengaitkan mereka dengan benda langit. Tabel ini nyimpen tanggal pada tahun ketika efemeris diterbitkan, dan hindarin referensi apa aja dari tahun sebelumnya, meski harinya sama dengan 31 Desember pada tahun sebelumnya. 0 Januari terjadi pada epos untuk detik efemeris, "0 Januari 1900 pada pukul 12 waktu efemeris". 0 Januari 1900 (pada Waktu Siang Greenwich) yang menjadi epos buat haeri Dublin Julian.
Di Microsoft Excel, hari 0 dalam format tanggal 1990 adalah 0 Januari 1900.

30 Februari
Dalam kalender Gregorian,  Februari terdiri dari 28 ato 29 hari. Tapi tiga kali dalam sejarah, terjadi kejadian dimana di beberapa negara, bulan itu-tuh mempunyai 30 hari.
Swedia (pas ituh termasuk Finlandia) berencana untuk gantiin kalender Julian jadi kalender Gregorian mulai tahun 1700 dengan ngapus hari kabisat selama 40 tahun ke depan. Akhirnya, 1700 bukan merupakan tahun kabisat di Swedia, namun tahun 1704 sama 1708 ituh berkurang pas tahun 1712, dua hari kabisat ditambahin, mengakibatkan tahun tersebut punya tanggal 30 Februari. Hari itu-tuh sama aja kayak 29 Februari dalam kalender Julian dan 11 Maret dalam kalender Gregorian. Pergantian Swedia ke kalender Gregorian akhirnya dilakuin pada 1753.
Pada 1929, Uni Soviet memperkenalkan kalender revolusioner Soviet di mana setiap bulan mempunyai 30 hari dan sisa 5 atau 6 hari tidak merupakan bagian dari bulan apapun dan menjadi hari libur. Oleh sebab itu, tahun-tahun 1930 dan 1931 mempunyai 30 Februari namun pergantian tersebut dibatalkan pada tahun 1932 sehingga kembali mengikuti kalender biasa.
Sacrobosco, seorang cendekiawan abad ke-13 mengklaim bahwa dalam kalender Julian bulan Februari mempunyai 30 hari pada tahun-tahun kabisat sejak 44 SM sampe 8 M pas Kaisar Augustus mempersingkat Februari agar bulan Agustus yang dinamakan menurut namanya mempunyai panjang yang sama dengan bulan Juli (yang dinamakan menurut pendahulunya Kaisar Julius). Meskipun begitu tidak ada bukti sejarah mengenainya dan kemungkinan besar ini cuma  mitos lama doang.

31 Februari hubungannya sama kalender Barat modern (revisi Gregorian), adalah tanggal yang engga nyata. Tanggal nih kadang dipakek buat contoh tujuan, biar buatnya jelas tanpa ngelihat konteks kalo informasi tersebut yang lagi ditunjukin adalah tanggal tiruan dan ngga nyata. 30 Februari kadang dipakek dalam makna yang sama.

0 Maret ituh adalah tanggal fiktif antara 28 Februari (29 Februari dalam tahun kabisat) sama tanggal 1 Maret. Formulasi ini dipakek di beberapa perangkat lunak kayak misalnya Microsoft Excel sebagai cara buat memungkinkan panjang yang bervariasi dari bulan-bulan dan tahun kabisat.
"0 Maret" kadang-kadang juga dipakek sama astronom sebagai sinonim buat hari terakhir Februari.

Sekian.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar